Belajar nahwu

Sabtu, 21 Januari 2012

bab i'rab-isim yang dijarkan

Bab Mengenal tanda-tanda I’rab
1. Bagi rafa’ itu ada empat tanda, yaitu dhammah, waw, alif dan Nun
Adapun Dhammah, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada empat tempat :
  1. Pada Isim Mufrad,
  2. Jama’ taktsir
  3. Jama’ muannas salim, dan
  4. fiil mudhari’ yang tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatu
Adapun waw, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada dua tempat :
  1. Pada jama’ mudzakkar salim, dan
  2. Isim-isim yang lima yaitu
أَبُوكَ, وَأَخُوكَ, وَحَمُوكَ, وَفُوكَ, وَذُو مَالٍ
Adapun alif, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada isim-isim tatsniyyah yang tertentu
Adapun Nun maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada fi’il mudhari yang bersambung dengan dhamir tatsniyah, dhamir jama’, dan dhamir muannats mukhatabah.
2. Bagi Nashab itu ada lima tanda, yaitu Fathah, alif, kasrah, ya, dan hadzfunnuun (membuang nun).
Adapun fathah maka ia menjadi tanda bagi nashab pada tiga tempat :
  1. Pada Isim Mufrad
  2. Jama’ taksir, dan
  3. fi’il Mudhari apabila masuk atasnya amil yang menashobkan dan tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatupun
adapun alif, maka ia menjadi tanda bagi nashab pada isim-isim yang lima contohnya :
رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاكَ (aku melihat bapakmu dan saudaramu)dan apa-apa yang menyerupai contoh ini.
Adapun kasrah, maka ia menjadi tanda bagi nashab pada jama’ muannats salim
Adapun ya, maka ia menjadi tanda bagi nashab pada tatsniyah dan jama’
Adapun Hadzfunnuun, maka ia menjadi tanda bagi nashab pada fi’il-fi’il yang lima yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.
3. Bagi Khafadh atau jar itu ada 3 tanda, yaitu kasrah, ya, dan fathah.
Adapun kasrah, maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat:
  1. Isim Mufrad yang menerima tanwin
  2. jama’ taksir yang menerima tanwin, dan
  3. jama’ muannats salim
adapun ya, maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat:
  1. Pada isim-isim yang lima
  2. Isim Tatsniyah, dan
  3. jama’
adapun fathah, maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada isim-isim yang tidak menerima tanwin.
4. Bagi jazm itu ada 2 tanda, yaitu sukun dan al hadzfu (membuang).
Adapun sukun, maka ia menjadi tanda bagi jazm pada fi’il yang shahih akhirnya
Adapun al hadzfu, maka ia menjadi tanda bagi jazm pada fi’il mudhari yang mu’tal akhirnya dan pada fi’il-fi’il yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.
Fashl (pasal)
Yang di i'rab itu ada dua bagian : ada yang di i’rab dengan harkat (baris) dan ada yang di i’rab dengan huruf.
Maka yang di i’rab dengan baris itu ada empat macam :
  1. Isim Mufrad
  2. Jama’ taktsir
  3. Jama’ muannats salim, dan
  4. Fi’il Mudhari’ yang tidak bersambung dengan akhirnya sesuatupun
Dan semuanya itu (yang di i’rab dengan baris) di rafa’kan dengan dhammah, dinashabkan dengan fathah, dan dijazmkan dengan sukun. Dan keluar dari itu tiga hal; jama’ muannats salim dinashabkan dengan kasrah, isim yang tidak menerima tanwin dijarkan (dikhafadhkan) dengan fathah dan fi’il mudhari’ yang mu’tal akhirnya dijazmkan dengan membuang akhirnya
Yang dii’rab dengan huruf itu ada empat macam :
  1. Isim Tatsniyah
  2. Jama’ mudzakkar salim
  3. isim-isim yang lima, dan
  4. fi’il-fiil yang lima, yaitu يفعلان وتفعلان ويفعلون وتفعلون وتفعلين
adapun isim tatsniyah, maka ia dirafa’kan dengan alif, dinashabkan dengan ya dan dijarkan dengan ya.
Adapun jama’ mudzakkar salim, maka ia dirafa’kan dengan waw, dinashabkan dengan ya dan dijarkan dengan ya.
Adapun Isim-isim yang lima, maka di rafa’kan dengan waw, dinashabkan dengan alif, dan dijarkan dengan ya.
Adapun fi’il-fi’il yang lima, maka dirafa’kan dengan huruf nun, dan dinashabkan dan dijazamkan dengan membuang huruf nun.
Bab tentang Fi’il-fi’il
Fi’il itu ada tiga :
  1. Fiil Madhi
  2. Fiil Mudhari’
  3. Fiil Amr
Contohnya ضَرَبَ(madhi), (mudhari’) , وَيَضْرِبُ (amr’), وَاضْرِبْ
Maka Fiil Madhi itu difathahkan selamanya dan fiil amar dijazamkan selamanya dan fiil mudhari’ itu fiil yang di awalnya terdapat salah satu dari huruf tambahan yang empat yang terkumpul dalam perkataan anaytu (alif, nun, ya, dan ta). Fiil mudhari’ itu dirafa’kan selamanya kecuali adaa amil nashab atau jazm yang masuk padanya.
Maka amil nashab (huruf yang menashabkan) itu ada sepuluh, yaitu:
أَنْ, وَلَنْ, وَإِذَنْ, وَكَيْ, وَلَامُ كَيْ, وَلَامُ اَلْجُحُودِ, وَحَتَّى, وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ, وَالْوَاوِ, وَأَوْ.
Dan amil jazm itu ada delapan belas, yaitu :
لَمْ, وَلَمَّا, وَأَلَمْ, وَأَلَمَّا, وَلَامُ اَلْأَمْرِ وَالدُّعَاءِ, وَ "لَا" فِي اَلنَّهْيِ وَالدُّعَاءِ, وَإِنْ وَمَا وَمَنْ وَمَهْمَا, وَإِذْمَا ، وأي وَمَتَى, وَأَيْنَ وَأَيَّانَ, وَأَنَّى, وَحَيْثُمَا, وَكَيْفَمَا, وَإِذًا فِي اَلشِّعْرِ خاصة. (dan idzan pada syair tertentu)
Bab Tentang Isim-isim yang Dirafa’kan
Isim-isim yang dirafa’kan itu ada tujuh :
  1. Isim Faa’il
  2. Isim Maf’ul yang tidak disebut failnya (naaibul fa’il)
  3. Mubtada
  4. khabar mubtada
  5. Isim Kaana dan saudara-saudaranya
  6. khabar inna dan saudara-saudaranya
  7. Dan yang mengikuti yang dirafa’kan, yaitu ada empat : Na’at, ‘athaf, taukid, dan badal
Bab Faa’il
Faa’il adalah isim yang dirafa’kan yang disebut sebelum faa’il itu fi’ilnya. Dan faa’il itu ada dua bagian, yaitu faa’il isim dzhahir dan faa’il isim dhamir.
Maka faa’il isim dzhahir itu seperti contoh
قَامَ زَيْدٌ, وَيَقُومُ زَيْدٌ, وَقَامَ الزَّيْدَانِ, وَيَقُومُ الزَّيْدَانِ, وَقَامَ الزَّيْدُونَ, وَيَقُومُ الزَّيْدُونَ, وَقَامَ اَلرِّجَالُ, وَيَقُومُ اَلرِّجَالُ, وَقَامَتْ هِنْدٌ, وَقَامَتْ اَلْهِنْدُ, وَقَامَتْ الْهِنْدَانِ, وَتَقُومُ الْهِنْدَانِ, وَقَامَتْ الْهِنْدَاتُ, وَتَقُومُ الْهِنْدَاتُ, وَقَامَتْ اَلْهُنُودُ, وَتَقُومُ اَلْهُنُودُ, وَقَامَ أَخُوكَ, وَيَقُومُ أَخُوكَ, وَقَامَ غُلَامِي, وَيَقُومُ غُلَامِي,
Dan Faa’il isim dhamir itu ada 12, yaitu :
ضَرَبْتُ, وَضَرَبْنَا, وَضَرَبْتَ, وَضَرَبْتِ, وَضَرَبْتُمَا, وَضَرَبْتُمْ, وَضَرَبْتُنَّ, وَضَرَبَ, وَضَرَبَتْ, وَضَرَبَا, وَضَرَبُوا, وضربن
Bab Maf’ul yang tidak disebut Faa’ilnya (Naaibul faa’il)
Naaibul faa’il adalah isim yang dirafa’kan yang tidak disebut bersamanya faa’ilnya. jika fi’ilnya itu fi’il madhi maka didhammahkan huruf awalnya dan dikasrahkan apa yang sebelum akhirnya dan jika fi’ilnya itu fi’il mudhari’ maka didhammahkan huruf awalnya dan difathahkan huruf yang sebelum akhirnya. Naa’ibul faa’il itu ada dua, yaitu Naaibul faa’il isim dzhahir dan naaibul faa’il isim dhamir.
Maka naaibul faa’il isim dzhahir itu contohnya :
ضُرِبَ زَيْدٌ" وَ"يُضْرَبُ زَيْدٌ" وَ"أُكْرِمَ عَمْرٌو" وَ"يُكْرَمُ عَمْرٌو
dan naaibul faa’il isim dhamir contohnya:
ضُرِبْتُ وَضُرِبْنَا, وَضُرِبْتَ, وَضُرِبْتِ, وَضُرِبْتُمَا, وَضُرِبْتُمْ, وَضُرِبْتُنَّ, وَضُرِبَ, وَضُرِبَتْ, وَضُرِبَا, وَضُرِبُوا, وضُربن
Bab Mubtada dan khabar
Mubtada adalah isim yang dirafa’kan yang terbebas dari amil-amil lafadzh.
Khabar adalah isim yang dirafa’akan yang disandarkan kepada mubtada’. Contohnya :
"زَيْدٌ قَائِمٌ" وَ"الزَّيْدَانِ قَائِمَانِ" وَ"الزَّيْدُونَ قَائِمُونَ "
Mubtada itu ada dua bagian, yaitu mubtada isim dzahir dan mubtada isim dhamir
Maka Mubtada isim dzahir itu adalah sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti contoh di atas)
Mubtada isim dhamir itu ada dua belas :
أنا ونحن وأنتَ وأنتِ و وأنتما وأنُتم وأنتن وهو وهى وهما وهم وهن
Dan apa-apa yang menyerupai contoh ini(أنا قائم) و(نحن قائمون)contohnya :
Khabar itu ada dua bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair (bukan) mufrad.
Khabar mufrad contohnya زيد قائم
Khabar ghair mufrad itu ada empat :
  1. Jar dan majrur
  2. dzharaf
  3. fi’il beserta faa’ilnya
  4. Mubtada beserta khabarnya.
Contohnya: (زيد فى الدار وزيد عندك وزيد قام ابوه وزيد جاريته ذاهبة)
Bab Amil-amil yang masuk kepada mubtada dan khabar
Amil-amil yang masuk kepada mubtada dan khabar itu ada tiga macam, yaitu kaana dan saudara-saudaranya, innna dan saudara-saudaranya dan dzhanna (dzhanantu) dan saudara-saudaranya.
Adapun kaana dan saudara-saudaranya maka sesungguhnya mereka merafa’kan isism (mubtada) dan menashabkan khabar. Maka kaana dan suadara-saudaranya itu adalah : كَانَ, وَأَمْسَى, وَأَصْبَحَ, وَأَضْحَى, وَظَلَّ, وَبَاتَ, وَصَارَ, وَلَيْسَ, وَمَا زَالَ, وَمَا اِنْفَكَّ, وَمَا فَتِئَ, وَمَا بَرِحَ, وَمَا دَامَ,
dan apa-apa yang bisa ditashrif dari semuanya, seperti :
َ كَانَ, وَيَكُونُ, وَكُنْ, وَأَصْبَحَ وَيُصْبِحُ وَأَصْبِحْ,
Contohnya :
"كَانَ زَيْدٌ قَائِمًا, وَلَيْسَ عَمْرٌو شَاخِصًا"
dan sesuatu yang menyerupai contoh ini.
Adapun inna dan saudara-saudaranya maka sesungguhnya mereka itu menashabkan mubtada dan merafa’kan khabar. inna dan saudara-saudaranya adalah :
إِنَّ، وَأَنَّ، وَلَكِنَّ، وَكَأَنَّ، وَلَيْتَ، وَلَعَلَّ،
إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ، وَلَيْتَ عَمْرًا شَاخِصٌcontohnya :
Makna inna dan anna adalah untuk taukid (penekanan), laakinna untuk istidraak (mempertentangkan), kaanna untuk tasybih (penyerupaan), laita untuk tamanniy (pengandaian), la’alla untuk tarajiy (pengharapan kebaikan) dan tawaqqu’ (ketakutan dari nasib buruk).
Adapun dzhanantu (dzhanna) dan saudara-saudaranya maka sesunggunya mereka itu menashabkan mubtada dan khabar karena keduanya itu (mubtada dan khabar) adalah maf’ul bagi dzhanna dan saudara-saudaranya. Dzhanantu dan saudara-saudaranya itu :
ظَنَنْتُ، وَحَسِبْتُ، وَخِلْتُ، وَزَعَمْتُ، وَرَأَيْتُ، وَعَلِمْتُ، وَوَجَدْتُ، وَاتَّخَذْتُ، وَجَعَلْتُ، وَسَمِعْتُ؛
ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا، وَرَأَيْتُ عَمْرًا شاخصًاcontohnya :
Bab Na’at (sifat)
Na’at itu mengikuti yang disifati pada keadaan rafa’nya, nashabnya, khafadhnya, ma’rifatnya, dan nakirahnya. Contohnya:
قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ, وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِلِ.
Ma’rifat (kata khusus) itu ada lima:
أَنَا وَأَنْتَ1. Isim Dhamir (kata ganti), contohnya :
زَيْدٍ وَمَكَّةَ2. Isim Alam (nama), contohnya:
هَذَا, وَهَذِهِ, وَهَؤُلَاءِ3. Isim Mubham (kata tunjuk), contohnya :
اَلرَّجُلُ وَالْغُلَامُ4.Isim yang terdapat alif lam (al), contohnya :
5. apa-apa yang diidhafahkan kepada salah satu dari ini yang empat.
Nakirah (kata umum) adalah setiap isim yang tersebar (beraneka ragam) pada jenisnya ,tidak tertentu pada sesuatupun. Dan untuk memudahkannya, nakirah itu adalah setiap yang dapat اَلرَّجُلُ وَالْغُلَامُmenerima alif lam, contohnya
Bab ‘Athaf
Huruf ‘athaf ada sepuluh, yaitu :
اَلْوَاوُ, وَالْفَاءُ, وَثُمَّ, وَأَوْ, وَأَمْ, وَإِمَّا, وَبَلْ, وَلَا, وَلَكِنْ, وَحَتَّى فِي بَعْضِ اَلْمَوَاضِعِ
Waw, fa, tsumma, aw, am, imma, bal, la, laakin, dan hatta pada sebagian tempat.
Jika kamu athafkan dalam keadaan rafa’ maka rafa’akan, dalam keadan nashab maka nashabkan, dalam keadaan khafad maka khafadhkan, dalam keadaan jazm maka jazmkan. Contohnya :
"قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو, وَرَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا, وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ وَعَمْرٍو, وَزَيْدٌ لَمْ يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ
Bab Taukid (menekankan atau menguatkan)
Taukid itu mengikuti yang diperkuat dalam keadaan rafa’nya, nashabnya, khafadhnya, dan ma’rifatnya. Taukid itu telah tertentu lafadzh-lafazhnya, yaitu :
اَلنَّفْسُ, وَالْعَيْنُ, وَكُلُّ, وَأَجْمَعُ
Dan yang mengikuti ajam’u, yaitu
أَكْتَعُ, وَأَبْتَعُ, وَأَبْصَعُ
Contohnya :
قَامَ زَيْدٌ نَفْسُهُ, وَرَأَيْتُ اَلْقَوْمَ كُلَّهُمْ, وَمَرَرْتُ بِالْقَوْمِ أَجْمَعِينَ.
Bab Badal
Apabila dibadalkan isim dengan isim atau fi’il dengan fi’il maka mengikuti badalnya itu pada seluruh i’rabnya. Badal itu ada empat :
بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْء1.
َبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ2.
َبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ3.
َبَدَلُ اَلْغَلَطِ4.
Contohnya:
"قَامَ زَيْدٌ أَخُوكَ, وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ, وَنَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ
Kamu ingin berkata al farasa (kuda) akan tetapi kamu ternyata salah,
رَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَmaka kamu ganti dengan zaidan menjadi
Bab Isim-isim Yang dinashabkan
Isim-isim yang dinashabkan itu ada lima belas:
1. Maf’ul bih
2. Mashdar
3. Dzharaf zaman
4. Dzharaf makan
5. Hal
6. Tamyiz
7. Mustatsna
8. Isim Laa
9. Munada
10. Maf’ul min ajlih
11. Maf’ul ma’ah
12. Khabar kaana
13. Isim inna
14. khabar saudara kaana dan isim saudara inna
15. Yang mengikut dinashabkan, yaitu ada empat : na’at, ‘athaf, taukid, dan badal
Bab Maf’ul bih
Maf’ul bih adalah isim yang dinashabkan yang dikenakan padanya suatu perbuatan.
ضَرَبْتُ زَيْدًا, وَرَكِبْتُ اَلْفَرَسَ Contohnya :
Maf’ul bih itu ada dua bagian, yaitu maf’ul bih dzhahir dan maf’ul bih dhamir.
Maf’ul bih dzhahir telah dijelaskan sebelumnya (pada bab-bab yang menjelaskan tentang dzhahir).
Sedangkan maf’ul bih dhamir itu terbagi menjadi dua:
1. Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas, yaitu :
ضَرَبَنِي, وَضَرَبَنَا, وَضَرَبَكَ, وَضَرَبَكِ, وَضَرَبَكُمَا, وَضَرَبَكُمْ, وَضَرَبَكُنَّ, وَضَرَبَهُ, وَضَرَبَهَا, وَضَرَبَهُمَا, وَضَرَبَهُمْ, وَضَرَبَهُنَّ
2. Munfashil (terpisah)
Maf’ul bih dhamir munfashil ada dua belas, yaitu:
إِيَّايَ, وَإِيَّانَا, وَإِيَّاكَ, وَإِيَّاكِ, وَإِيَّاكُمَا, وَإِيَّاكُمْ, وَإِيَّاكُنَّ, وَإِيَّاهُ, وَإِيَّاهَا, وَإِيَّاهُمَا, وَإِيَّاهُمْ, وَإِيَّاهُنَّ.
Bab Mashdar
Mashdar adalah isim yang dinashabkan yang datang menempati tempat ketiga dalam tashrif fi’il. Contohnya :
ضَرَبَ يَضْرِبُ ضَرْبًا
Mashdar terbagi dua :
1. Lafdzhy
2. Ma’nawy
Jika lafazdh mashdarnya bersesuaian dengan lafadzh fi’ilnya maka itu trmasuk mashdar lafdzhy contohnya :
قَتَلْتُهُ قَتْلًا
Dan jika mashdarnya bersesuaian dengan makna fi’ilnya bukan lafadhznya maka itu adalah mashdar ma’nawy. Contohnya :
جَلَسْتُ قُعُودًا, ، وقمت وُقُوفًا
Bab Dzharaf Zaman (keterangan waktu) dan Dzaharaf Makan (keterangan tempat)
Dzharaf zaman itu adalah isim zaman yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada). Contoh dzharaf zaman :
اَلْيَوْمِ, وَاللَّيْلَةِ, وَغَدْوَةً, وَبُكْرَةً, وَسَحَرًا, وَغَدًا, وَعَتَمَةً, وَصَبَاحًا, وَمَسَاءً, وَأَبَدًا, وَأَمَدًا, وَحِينًا
Dzharaf makan adalah isim makan yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada). Contohnya:
أَمَامَ, وَخَلْفَ, وَقُدَّامَ, وَوَرَاءَ, وَفَوْقَ, وَتَحْتَ, وَعِنْدَ, وَمَعَ, وَإِزَاءَ, وَحِذَاءَ, وَتِلْقَاءَ, وَثَمَّ, وَهُنَا
Bab Haal
Haal adalah isim yang dinashabkan yang menjelaskan tata cara yang sebelumnya samar.
Contohnya :
جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا" وَ"رَكِبْتُ اَلْفَرَسَ مُسْرَجًا" وَ"لَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا"
Haal itu pasti nakirah dan haal itu hanya terjadi setelah kalamnya sempurna dan shahibul haal itu pasti ma’rifat.
Bab Tamyiz
Tamyiz itu adalah isim yang dinashabkan yang menjelaskan dzat yang sebelumnya samar. Contohnya :
"تَصَبَّبَ زَيْدٌ عَرَقًا", وَ"تَفَقَّأَ بَكْرٌ شَحْمًا" وَ"طَابَ مُحَمَّدٌ نَفْسًا" وَ"اِشْتَرَيْتُ عِشْرِينَ غُلَامًا" وَ"مَلَكْتُ تِسْعِينَ نَعْجَةً" وَ"زَيْدٌ أَكْرَمُ مِنْكَ أَبًا" وَ"أَجْمَلُ مِنْكَ وَجْهًا"
Tamyiz itu pasti nakirah dan tamyiz hanya terjadi setelah kalamnya sempurna
Bab Istitsna
Huruf istitsna itu ada delapan, yiatu :
إِلَّا, وَغَيْرُ, وَسِوَى, وَسُوَى, وَسَوَاءٌ, وَخَلَا, وَعَدَا, وَحَاشَا
Maka mustatsna (kalimat yang di istitsnakan) dengan huruf illaa dinashabkan jika
قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدًا" وَ"خَرَجَ اَلنَّاسُ إِلَّا عَمْرًا kalamnya taam mujab contohnya :
Jika kalamnya manfiy taam, maka boleh menjadikannya badal atau menashabkannya
مَا قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدٌ" وَ"إِلَّا زَيْدًا karena istitsna contohnya :
Jika kalamnya naaqish (kurang), maka i’rabnya sesuai dengan amil-amilnya,. Contohnya:
"مَا قَامَ إِلَّا زَيْدٌ" وَ"مَا ضَرَبْتُ إِلَّا زَيْدًا" وَ"مَا مَرَرْتُ إِلَّا بِزَيْدٍ
Dan Mustatsna dengan khalaa, ‘adaa, dan haasyaa maka boleh kita menashabkannya atau menjarkannya. Contohnya :
"قَامَ اَلْقَوْمُ خَلَا زَيْدًا وَزَيْدٍ" وَ"عَدَا عَمْرًا وَعَمْرٍو" وَ"حَاشَا بَكْرًا وَبَكْرٍ".
Bab Laa
Ketahuilah! Bahwa apabila laa bertemu langsung dengan isim nakirah maka laa menashabkan isim nakirah dengan tanpa tanwin dan tidak mengulang-ulang laa. Contohnya : لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ

Kamis, 19 Januari 2012

Sharaf(bentuk kata/qiyas)

ILMU SHARAF

Pengantar Ilmu Qur’an
 
Ilmu sharaf merupakan salah satu dari ilmu grammar bahasa arab ((الادبية العربيةadabiyatul arabiyyah. Secara bahasa ilmu sharaf diartikan sebagai ''Perubahan''. Pada dasarnya Iilmu sharaf merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan kata [disini kita sebut dengan "kalm"كلمة]dalam bentuk tulisan yang berpengaruh pada makna atau tidak berpengaruh(hanya ditujukan untuk mempermudah pengucapan saja).
Ilmu sharaf juga dikenal dengan ilmu tentang pengenalan dan pembuatan kata. Perubahan pada kata dilakukan untuk mendapatkan kata dengan makna yang baru atau sekedar mempermudah pengucapan kata. Misalnya kata yang bermakna 'satu orang sedang menolong'                 ( äÕÑ)nashara, bagaimana kemudian kita merubahnya menjadi

-dua orang telah menolong( نصرَ)nasharaa, dua orang akan menolog ( ينصرانِ)yanshuraani, atau kamu dua orang harus menolong(انصرا)unshuraa. Serta bentuk yang lain untuk satu orang, tiga dan seterusnya dimana disitu juga dibedakan sebagai kata kerja untuk laki-laki( مذكر) mudzakar dan untuk perempuan( م نث)mu'anast. Serta pada kata ( بيع) baya'a yang berubah menjadi (باع) baa'a suatu perubahan yang hanya ditujukan untuk mempermudah pengucapan saja.

Jadi perubahan yang ada dalam ilmu sharaf ada dua jenis :

-Perubahan yang berkisar pada pengucapan (lafadz)

-Perubahan yang berkisar pada pengucapan dan makna kata

Manfaat mempelajari ilmu sharaf adalah:

-Mampu mengenali kata-kata dari bahasa arab serta memahami dengan benar makna kata-kata itu.

-Mampu membuat kata tertentu sesuai makna yang diinginkan.

Dalam bahasa arab terdapat 29 huruf yang dikenal dengan huruf hijaiyah.

Pengucapan huruf-huruf tersebut dilakukan dengan penambahan harakat tertentu.

fathah untuk suara 'a' dan hurufnya menjadi maftuf(مفتوح)

Kasrah untuk bunyi 'i' hurufnya disebut maksur(مكسور)

Dhumah untuk bunyi 'u' dan hurufnya di sebut madhmum (مضموم) .

Huruf yang tidak berharakat disebut sakin (ساكن)tandanya berupa sukun seperti huruf ra' pad kata

Irji'( اِرجعْ)

Tanwin(تنوين). Tanwin adalah huruf nun sukun pada akhir kata dalam bahasa arab yang dibaca tapi tidak ditulis.

Beberapa tanda yang dipakai dalam bahasa arab:

1.Tasydid (تشديد)
Tasydid merupakan tanda pengulangan huruf

مَدَدَ <-sebenarnya مدَّ

2.Mad merupakan tanda bahwa huruf tersebut harus dibaca panjang. Tanda ini diletakkan diatas huruf (~)

آمر

.3Hamzah Qath) قطع)
Yaitu hamzah yang dibaca dimanapun berada.

Misalnya hamzah pada kata akrama ( اكرمَ)

.4Hamzah washal ( وصل)
Hamzah yang hanya dibaca ketika berada didepan

Kata.

َالْحَمْدُ لِلّهِ -- واْلحمد للهِ

Alhamdulillah Menjadi walhamdulillaا, hamzah pada alhamdulillah dibaca tapi pada kalimat kedua berubah menjadi menjadi sukun.

Rabu, 18 Januari 2012

i'rab dan bina' الاعراب والبناء

Define of i'rab
الاعراب هو تغيير اواخرالكلم لاختلاف العوامل الداخلة عليها لفظا اوتقديرا
I'rab adalh perubahan pada harakat akhir kata  karena berbagai amil(pengaruh)yang masuk padanya,baik perubahan ini secara lafzhi atau taqdiri(perkirak'an).
contoh:
  • Secara lafzhi
قرا زيد القران(qoro'a zaidunlqur'aana) dengan arti zaid telah(madhi,mubtada') membaca(khobar) alqur'an(mf.bih)
  • Secara taqdiri(dikira kirakan)
رايت الفتى يخطب(Saya melihat pemuda sedang berpidato(mudori')

wassalam
azis muslima

Selasa, 17 Januari 2012

Istilah-istilah kata

  •   Isnad adalah menggabungkan suatu kata kedalam kata lain dngan maksud memberikan pengertian.contoh:انا قمت(ana qumtu) dg arti saya telah berdiri dg rincian"ana=saya"dan domir "tu=saya"domir mutakallim wahid(saya).
  • musnad ilaih atau sanad ilaih adalah setipa kata yang menjadi subyek(fa'il,na'ibul fail atau mubtada')contoh:جاء الاستاذ(jaa al ustaadzu)dengan arti telah datang ustadz dg logika"telah datang....siapa yang datang...ya yang datang pak ustad.
  • Tanwin adalah suara nun mati di ahir kata(an,in,un)
  • Lafal adalah suara yang mengandung huruf abjad secara jelas atau tidak jelas dan menunjukan makna ataupun tidak.
  • Mufid adalah kalimat yang sudah memeberi kepahaman dan tidak perlu menynggu kalimat selanjutnya.
  • Wadhi' adalah kesengajaan pembicara menyampaikan kepada pendengar.

lmu nahwu علم النحو: انواع الفعل

lmu nahwu علم النحو: انواع الفعل
Fi'il itu ada 3:

  • madhi(sekarang)dpt diketahui dg adanya ta'ta'nist,termasuk fi'il madhi adalah LAISA,BI'SA,NI'MA,'ASA
  • Mudorik(sedang)dg tanda di awali salah satu huruf(hamzah,ta',nun.ya')
  • Amr(perintah)dpt diketahui dg arti nya yg perintah dan dpt dimasuki ya' mu'annasah mukhotobah
  • termasuk fi;'il amr adal Ta'aala dan Haata
*huruf adalah partikel atau kata yang tidak mempunyai arti jika tdk disambung dg kata lain
*huruf adalah tidak bisa dimasuki tanda-tanda isim dan fi'il"lam.fii,hal

انواع الفعل


macam-macam fiil
  • madhi(masa lampau)contoh:ضرب
  • mudhori'(masa sedang)contoh:يضرب
  • amr(perintah)contoh:امرا
Fi'il itu ada kalanya terdiri dari 3huruf(tsulasi),4huruf(ruba'i),5huruf(khumasi) atau 6huruf(sudasi)
bahasan ini secara lebgkap ada di dalam ilmu sharaf.

contoh i'rab fiil madhi:
فعل(fa'ala)"fi'il madhi mabni alalfath,fal nya domir mustatir(sembunyi)secara jawaz kalau di taqdirkansecara nyata adalah هو

 

اسم و فعل (isim dan fi'il)

ISIM DAN TANDA-TANDA NYA
isim adalah kata benda,nama-nama(benda,binatang,alam dll)
والاسم يعرف بلاسناد اليه وبالخفض والتنوين وبدخول الالف وللام وحروفالخفض
isim itu dapat diketahui atau ditandai dengan isnad ilaih,i'robjer,tanwin,alif lam dan huruf jer.
contoh:
زيد(zaidun) kemasukan huruf jar (ب) menjadi بزيد(bizaidin)

FI'IL DAN TANDA-TANDA NYA
fi'il adalah kata kerja baik lampau(mudori') ataupun sekarang (madhi)
والفعل يعرف بقدر والسين وسوف وتاء التانيث الساكنة
fi'il itu dapat diketahui dengan masuknya atau diawalin ya huruf "sin","saufa"ta' ta'niist".
contoh:
سيضرب(sayadhribu).
  س merupakan tanda fiil
يضرب merupakan fiil(dari fi'il madhi (ضرب =memukul)
share

Senin, 16 Januari 2012

الكلمة(Unsur kalimat)

والكلمةقول مفرد وهي اسم وفعل وحرفلا جاء لمعتى
Kalimat ialah ucapan yang berdiri sendiri,dalam bahasa indonesia disebut''kata''.
kalimat itu ada tiga(3)
1.isim
2.fi'il
3.huruf

Kalam

الكلام هواللفظ المركب الممفيد بالوضع الخ
kalam adalah lafal yang tersusun dan dpt memberi kepahaman kepada pendengar.
kalam itu paling sedikit terdiri dari dua isim atau fiil dan isim.
Contoh:
زيد قا ئم(zaidun qooimun)=zaid berdiri
قام زيد(qoomq zaidun)=zaid telah berdiri
ket:
زيد =isim(benda(manusia)
 قا ئم=isim fa'il
قام=fiil mudori'(kata kerja lampau)

Sabtu, 14 Januari 2012

Kalam

Muqaddimah
بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ
(As Syaikh As Shonhajy) rahimahullah berkata :

أَنْوَاعُ اَلْكَلَامِ
اَلْكَلَامُ : هو اَللَّفْظُ اَلْمُرَكَّبُ, اَلْمُفِيدُ بِالْوَضْعِ وَأَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ : اسم وَفِعْلٌ وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى فَالِاسْمُ يُعْرَفُ بالخفض وَالتَّنْوِينِ, وَدُخُولِ اَلْأَلِفِ وَاللَّامِ, وَحُرُوفِ اَلْخَفْضِ, وَهِيَ مِنْ, وَإِلَى, وَعَنْ, وَعَلَى, وَفِي, وَرُبَّ, وَالْبَاءُ, وَالْكَافُ, وَاللَّامُ, وَحُرُوفُ اَلْقَسَمِ, وَهِيَ اَلْوَاوُ, وَالْبَاءُ, وَالتَّاءُ وَالْفِعْلُ يُعْرَفُ بِقَدْ, وَالسِّينِ وَسَوْفَ وَتَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ وَالْحَرْفُ مَا لَا يَصْلُحُ مَعَهُ دَلِيلُ اَلِاسْمِ وَلَا دَلِيلُ اَلْفِعْلِ





Pengertian Kalam dan Pembagiannya
.
اَلْكَلَامُ : هو اَللَّفْظُ اَلْمُرَكَّبُ, اَلْمُفِيدُ بِالْوَضْعِ وَأَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ : اسم وَفِعْلٌ وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى



  Definisi Dan Pengertian Kalam

        Al kalam ialah Lafadz yang tersusun lagi berfaedah menurut bahasa arab. Adapun Kalam itu terbagi menjadi tiga Bagian :
  • Isim (Sebuah Kata yang terbentuk dari mashdar Fiil/nama benda,manusia,tempat,dll)
  • Fi’il (Kata kerja)
  • Dan Huruf yang datang bagi makna.

Bab Penjelasan Tentang Kalam
PENGANTAR
Assalamu’alikum warhmatullahi wabarakatuh
Segala puji milik Allah Ta’ala, Rabb semesta alam, dengan sebenar-benar pujian. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi dan hambaNya Muhammad Shallallahu ‘alihi wasallam, kepada keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga hari akhir.
Amma Ba’du :
Terjemahan kitab Al Ajrumiyah yang sedang anda baca ini merupakan salah satu kitab dasar dalam ilmu nahwu yang dikarang oleh As Syaikh Ash Shanhajy. Dalam melakukan penerjemahan, saya tidak menambahkan sesuatu tambahan apapun kecuali yang saya anggap perlu untuk dijelaskan karena samarnya makna yang dimaksud. Pun setelah saya jelaskan, saya masih membiarkan beberapa istilah dalam kitab ini, karena sebagaimana Nahwu yang berarti perumpamaan, maka saya membiarkan istilah itu tetap menjadi istilah. Penting bagi kita untuk membiarkan istilah-istilah itu. Misalnya, kita tetapkan bahwa al kalam adalah al kalam meskipun kita tahu artinya adalah kalimat. Dan kita tetapkan bahwa fa’il adalah fa’il meskipun kita tahu bahwa artinya adalah orang yang melakukan perbuatan. Karena itu semua telah masyhur, maka kita jangan membuat istilah baru yang nantinya akan menyulitkan kita juga.
ini saya tulis dari tarjamah kitab matan ajurumiyah dan insyaallah saya jelaskan sejelas2 nya.mohon maaf jika teks arab tidak ada harakat nya dikarenakan keterbatasan saya,tp saya akan tuliskan juga untuk gedrik atau latin nya supaya pembaca dpt lbh mudah membaca.jika ada yg ditanyakan silahkan kirim email ke mailto:azismuslim.muslim35@gmail.com
atau sms aja 628995527031
terimakasih
wassalam

Kamis, 12 Januari 2012

ilmu nahwu

السلام عليكم
sebelum saya posting saya berdoa semoga apa yang saya lakukan bermanfaat bagi sesama amin...
ok gan kali ini saya akan membahas ilmu nahwu atau tata bahasa ata grammer dlm bhs inggris check it..
***
Ilmu nahwu adalah merupakan ilmu mempelajari kata/kelimat tata berbahasa arab,
tentang hukum belajar adalah diharuskan bagia siapapun yang ingin belajar berbahasa arab.
Berkenaan Al-Qur'an dengan bahasa arab, tentunya satu keharusan siapapun yang mempelajari Al-Qur'an diharuskan mempelajari ilmu nahwu ini, agar penjelasan serta penempatan bahasa beserta arti sesuai dengan konsep ini sebenarnya.
Merujuk ke keharusan, banyak metode yang dijelaskan baik dikitab-kitab ilmu nahwu atau penjelasan para ustadz/ulama/guru berkenaan dengan itu, mesti kita teliti dan benar-benar dalam belajarnya, baek salafiyyah ataupun modern yang terpenting belajarnya.
Disini kami ingin mencoba menyatukan antara pendapat salafiyah dan modern biar bisa di pahami begitu jelasa, kamu ambil dari kitab Jurumiyyah, Yaqulu/Qoidah al-Jurumiyyah dan Al-Fiyyah Ibnu Malik, الجرومية , الفية إبن مالك , قائد الجرومية
Kami sangat berharap masukan dari kawan, teman dan siapapun untuk demi kemajuan semuanya,
Cuma kepada Alloh berharap segalanya. Dan untuk jauhnya klik disini

by:محمد عزيز مسلم